Konflik antara pemain Free Fire dan game battle royale lainnya memang sudah bukan hal baru. Selain diejek sebagai game hape kentang, Free Fire juga sering ‘dijulid’ sebagai game burik 8 bit bikin sakit mata’.
Tapi, apakah game Free Fire seburuk itu? Simak pembahasan kontributor YODU berikut ini yaa
1. Alasan Free Fire (FF) Disebut Game Hape Kentang
Istilah game kentang atau hape kentang kerap kali dilekatkan pada Free Fire sebagai ejekan.
Istilah “Kentang” sebenarnya datang dari komunitas gamers PC di barat. Kebanyakan mereka akan berkata “Potato PC” apabila komputer mereka memiliki spesifikasi yang rendah.
Makanya, Free Fire yang memiliki grafik alakadarnya dan tidak memiliki pintu, membuat game ini jadi bisa berjalan di HP spesifikasi rendah alias “hape kentang”.
Oleh karena itu, istilah Free Fire sebagai game hape kentang pun jadi melekat kepada game Battle Royale besutan garena ini.
2. Keunggulan Free Fire Jadi Game “Kentang”
Hame battle royale pada umumnya mengutamakan kualitas gambar, Free Fire malah sebaliknya.
Meski dikucilkan, nyatanya game Free Fire punya banyak keunggulan terselubung. Ini juga yang menjadi alasan Garena selaku pengembang tetap mempertahankan grafiknya yang pas-pasan.
Pertama, dari segi spesifikasi.
Meski dijuluki ‘game kentang FF’, nyatanya Free Fire tetap compatible dimainkan meski di handphone dengan spek rendah sekalipun. Hanya dengan RAM 1GB, kalian sudah bisa memainkan game ini dengan lancar.
Kemudian kedua, dari segi memori penyimpanan.
Ukuran game Free Fire sangat kecil, yaitu 641MB. Setiap kali update juga game satu ini terbilang ‘ramah kuota’ karena ukuran download yang tidak terlalu besar. Dengan demikian, pemain tetap bisa bertempur dengan nyaman tanpa hambatan yang berarti.
Jadi, itu adalah penyebab Free Fire diterima dan disukai oleh berbagai kalangan, khususnya para ‘bocil’ alias bocah kecil. Sebab tak semua anak dibekali dengan handphone berkualitas. Tidak heran, game besutan Garena ini kerap kali memenangkan award Game of The Year.
Grafiknya memang jauh dari kata mulus, namun performanya tetap bisa diandalkan di berbagai jenis handphone. Pada akhirnya, skill pemain tetaplah yang diunggulkan dalam game Free Fire.
Selain itu, Garena juga kerap kali mengadakan event berhadiah item-item premium secara gratis. Jadi enggak heran jika Free Fire sangat dicintai oleh masyarakat, khususnya para ‘bocil’.
3. Ingin Lebih HD? Ada Free Fire MAX dengan Grafik “Berkualitas”
Apakah Garena tidak berniat mengembangkan game sehingga bisa lebih baik dari citranya?
Tentu saja ada. Pada 2021 Garena resmi merilis Free Fire MAX yang digadang-gadang sebagai memiliki grafik mulus, tak kalah dengan ‘game battle royale sebelah’.
Kalian juga tak perlu membuat ulang akun karena FF versi upgrade ini terintegrasi dengan versi original.
Segala perkembangan akun dan item yang kalian koleksi secara otomatis akan muncul di Free Fire MAX. Kalian juga tetap bisa bermain dengan teman-teman mabar seperti biasa, karena pada dasarnya hanya grafik-lah yang berbeda.
Hanya saja, kalian membutuhkan memori besar serta spesifikasi handphone yang cukup tinggi jika ingin menginstall Free Fire MAX.
Game satu ini dengan ukuran 2,5GB dan membutuhkan RAM 4GB untuk memainkannya. Kalau RAM dan memori gadget sudah memadai, kalian bisa merasakan sensasi permainan dengan grafik epic di versi FF MAX.
Walaupun begitu, istilah game HP kentang untuk FF sepertinya sudah terlalu lekat. Free Fire MAX juga belum bisa dibilang punya grafis luar biasa.
Memang ada penambahan detil cahaya matahari dan pantulannya ke area perairan. Tapi, animasi gerak karakter yang kaku dan detil pintu yang belum ada hingga sekarang membuat Free Fire MAX tetap dianggap game hape kentang oleh kebanyakan gamers.
Terlepas dari itu, Free Fire tetap memiliki keseruan permainan dan event-event menariknya tersendiri sehingga tetap digandrungi oleh pemainnya.
Kamu sendiri lebih suka yang mana? Free Fire MAX, atau biasa, atau malah tidak suka main Free Fire?
Share artikel ini dan ceritakan pendapatmu ya!