Latto-latto lagi viral nih, permainan jadul ini mendadak ramai dimainkan para bocil (anak-anak. Red).
Buat generasi 90-an, mungkin nggak asing dengan mainan clackers ball ini.
Gimana tidak, bola-bola bertali ini jadi mainan mereka semasa kecil bersama seredet mainan lain seperti gasing hingga yoyo.
Baca Juga: Berburu Skin Beatrix di Event M4 Support Chest, Gini Caranya!
Puluhan tahun berlalu, latto-latto mendadak hits lagi sekarang. Suara ‘tak-tuk’ dari permainan ini pun mulai terdengar di mana-mana.
Toko mainan hingga online shop ramai menjual permainan bola-bola ini. Bahkan, ada loh game latto-latto di smartphone yang bisa dimainkan kapan pun.
Jika menilik ke belakang, ternyata ada sejarah panjang di balik permainan latto-latto. Penasaran? Dilansir Pikiran Rakyat Bogor, berikut informasi selengkapnya!
Sejarah Permainan Viral Latto-latto
Permainan clackers ball ini rupanya turut menemani masa kecil anak-anak di belahan dunia lain.
Mainan pendulum dengan dua bola pemberat ini sudah populer sejak tahun 1960-an.
Cara mainnya sama, bola diadukan secepat mungkin hingga tak terlihat jarak di antara keduanya.
Bentuk mainan ini mirip dengan bolas, senjata lempar penunggang kuda di Amerika Latin.
Mulanya, clackers ball dipakai sebagai alat untuk melatih mata dan tangan anak-anak.
Pada 1971, Italia menggelar kompetisi clackers ball yang diikuti oleh negara-negara Eropa lain seperti Belgia, Swiss, Belanda, hingga Inggris.
Baca Juga: Bukan Blacklist, ONIC Sanz Ingin Lawan Tim Ini di M4 MLBB!
Namun di beberapa negara, clackers ball sempat dilarang dimainkan. Alasannya, permainan ini berpotensi melukai wajah anak-anak.
Apalagi, dulu clackers ball terbuat dari tempered glass yang bisa pecah jika beradu dalam tempo tertentu.
Clackers ball ini pun masuk ke Indonesia sekitar tahun 90-an. Dinamai ‘latto-latto’ yang berasal dari bahasa Bugis.
Di beberapa daerah, nama permainan ini disebut sebagai ‘katto-katto’ dan ‘tek-tek’ sesuai bunyi unik yang dikeluarkan ketika bola beradu.
Gimana nih, kamu ikutan demam latto-latto?